Jumat, 15 Januari 2016

🌾Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib🌾


🌴 Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” [1]

🌴 Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan shalat sunnah rawatib, sehingga Imam an-Nawawi mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama dalam bab: keutamaan shalat sunnah rawatib (yang dikerjakan) bersama shalat wajib (yang lima waktu), dalam kitab beliau Riyadhus Shaalihiin. [2]

🌴Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

1. Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib lima waktu. [3]
2. Dalam riwayat lain hadits ini dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dan memerinci sendiri makna “dua belas rakaat” yang disebutkan dalam hadits di atas[4], yaitu: empat rakaat sebelum shalat Zhuhur[5] dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Magrib, dua rakaat sesudah Isya’ dan dua rakaat sebelum Subuh[6]. Adapun riwayat yang menyebutkan: “…Dua rakaat sebelum shalat Ashar”, maka ini adalah riwayat yang lemah[7] karena menyelisihi riwayat yang lebih kuat yang kami sebutkan sebelumnya. [8]
3. Keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas adalah bagi orang yang menjaga shalat-shalat sunnah rawatib dengan melaksanakannya secara kontinyu, sebagaimana yang dipahami dan dikerjakan oleh Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, perawi hadits di atas dan demikian yang diterangkan oleh para ulama[9].
4. Jika seseorang tidak bisa melakukan shalat sunnah rawatib pada waktunya karena ada udzur (sempitnya waktu, sakit, lupa dan lain-lain) maka dia boleh mengqadha (menggantinya) di waktu lain[10]. Ini ditunjukkan dalam banyak hadits shahih. [11]
5. Dalam hadits ini terdapat peringatan untuk selalu mengikhlaskan amal ibadah kepada Alah Ta’ala semata-mata.
6. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan amal ibadah yang dikerjakan secara kontinyu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah amal yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.” [12]
7. Semangat dan kesungguhan para sahabat dalam memahami dan mengamalkan petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah yang menjadikan mereka lebih utama dalam agama dibandingkan generasi yang datang setelah mereka.

Sumber : bit.ly/1W9k9Q0

🌼🍀🌷🌼🍀🌷🌼🍀🌷🌼🍀🌷
____________________________
BeeKajian
Jumat, 15 Januari 2016
Div. Kajian dan Dakwah

Yayasan Bantu Berjamaah

____________________________
📖 Mau dapat ILMU? Gabung Yuk bersama Bee-Kajian di:

📝 FB : Bantu Berjamaah
🌏 WEB : www.bantuberjamaah.com
📱 Line ID : Bantu Berjamaah
📷 IG : Bantu Berjamaah
📲 BB : 75392492
📱 WA : 081364503205

Ketik (Gabung BeeKajian)




+++++++++++++++++++++++++++


Mau Tholabul 'Ilmi dan Ruqyah Syar'iyyah? Disini tempatnya,  anda akan mendapatkan Ilmu yang bermanfaat serta kesempatan untuk RUQYAH Syar'iyyah, khusus yang TERHALANG JODOH

Klik ➡ http://j.mp/RuqyahSulitJODOH

-----------------------------------------------

Bermasalah dengan orang tuamu? bagaimana caranya bs berkomunikasi yang baik dengan orang tua? 
Sila ditengok (klik) dalam tautan berikut :

-----------------------------------------------

Tanda" Gangguan Sihir dan Jin dalam diri bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :

Klik ➡ j.mp/GangguanJin

-----------------------------------------------
Pintu masuk Gangguan Jin pada diri bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :


-----------------------------------------------

Apakah kita mendapatkan Ujian ataukah Adzab dari Allah? ditengok (klik) dalam tautan berikut :


Klik ➡ j.mp/UjianAtauAdzab


------------------------------------------------


Ilmu tentang Taaruf, ditengok (klik) dalam tautan berikut :


Klik ➡ j.mp/PengertianTaaruf


-----------------------------------------------

Info ttg Program Cicilan Heiwan Qurban Idul Adha 2016M / 1437H, bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :



-----------------------------------------------------

Info tentang Rekrutmen Sahabat Pengendara Ojek Syari (khusus Muslimah), bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :

Klik ➡ j.mp/RekrutmenOjesy

-----------------------------------------------------

Ibu A : “Ini loh, anak saya belum genap dua tahun paling pintar diantara teman – teman sebayanya. Sudah bisa lari – lari, udah pinter ngomong, makannya lahap, makanya badannya montok. Duh, senengnya…”

Ibu B : “Baguslah, iya Si A emang pinter ya? Anak saya malah baru bisa jalan lebih dari 15 bulan. Makannya juga susah banget nih…”

Malamnya, si A rewel tidak seperti biasanya. Tidak mau menyusu. Kejadian itu berlangsung terus menerus hingga beberapa bulan lamanya. Tibalah waktunya si A disapih, namun dia masih enggan makan. Sepanjang malam rewel tanpa sebab, sehingga membuat badannya kurus kering. Sering sakit dan tidak lincah seperti sebelumnya. Setelah periksa ke DSA (Dokter Spesialis Anak), sang Dokter pun mengatakan tidak ada indikasi medis apapun.

Penyakit ‘ain itu benar-benar ada dan bukan khurafat yang dihubung-hubungkan dengan pujian. Sebagaimana anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa pujian kepada seorang anak akan menyebabkan sakit. Jadi bukan pujian yang menyebabkan dampak buruk bagi anak yang dipujinya, melainkan bermula dari pandangan mata sang pemujinya, baik pujian itu karena ada rasa iri atau karena benar-benar ada kekaguman.

Apa itu Penyakit ‘Ain?

Silahkan Klik ➡ http://j.mp/BahayaPenyakitAin 

Tidak ada komentar: