Allah subhanahu wata’ala berfirman,
Artinya: “Dan janganlah engkau ikuti apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang-nya, sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati semuanya itu akan ditanya” (QS Al-Isra’: 36).
Dan sabda Nabi : “Barang siapa berbicara tentang al Qur’an dengan akal nya atau tidak dengan ilmu, maka hendaklah ia menyiapkan tempatnya di neraka” (Hadist seperti ini ada dari 2 jalan, yaitu Ibnu Abas dan Jundub. Lihat Tafsir Qur’an yang diberi mukaddimah oleh Syeikh Abdul Qadir Al-Arnauth hal. 6, Tafsir Ibnu Katsir dalam Mukaddimah hal. 13, Jami’As-Shahih Sunan Tirmidzi jilid 5 hal.183 no. 2950 dan Tuhfatul Ahwadzi jilid 8 hal. 277).
“Barang siapa mengamalkan sesuatu amal yang tidak ada perintah kami atasnya, makaamalnya itu tertolak.” (Shahih Muslim, Syarah Arba’in An-Nawawi hal. 21 PembatalanKemung-karan dan Bid’ah).
Dari salamah bin Akwa berkata ,Aku telah mendengar Nabi bersabda:”Barangsiapa yangmengatakan atas (nama)ku apa-apa yang tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di Neraka.” (HR Al-Bukhari I/35 dan lainya).
Cukup bohong seseorang manakala dia membicarakan setiap apa yang dia dengar.” (HR.Muslim dalam muqaddimah shahihnya).
Nasihat Salafus Shalih Abu Darda berkata: “Kamu tidak akan menjadi orang yang bertaqwa sehingga kamu berilmu, dan kamu tidak menjadi orang yang berilmu secara baik sehingga kamu mau beramal.” (Adab dalam majelis-Muhammad Abdullah Al-Khatib). Beliau juga berkata : “Orang-orang yang menganggap pergi dan pulang menuntut ilmu bukan termasuk jihad, berarti akal dan pikiranya telah berkurang.”
Imam Hasan Al Basri mengatakan: Tafsir Surat-Baqarah ayat 201; Ya Tuhan, berikanlahkami kebaikan di dunia(ilmu dan ibadah) dan kebaikan di akhirat (Surga).
Imam Syafi’i berkata: “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan duanya maka hendaklah dengan ilmu.” (Al-Majmu’, Imam An-Nawawi).
Imam Malik berkata: “Ilmu itu tidak diambil dari empat golongan, tetapi diambil dariselainnya. Tidak diambil dari orang bodoh, orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya, yang mengajak berbuat bid’ah dan pendusta sekalipun tidak sampai tertuduh mendustakan hadist- hadist Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam, juga tidak diambil dari orang yang dihormati, orang saleh, dan ahli ibadah yang mereka itu tidak memahami permasalahanya.”
Imam Muhammad Ibnu Sirin berkata:” Sesungguhnya ilmu itu dien, maka lihatlah dari siapa kamu mengambil dienmu.”
Para ulama salaf memahami betul bahwa sebab-sebab terjadinya penyimpangan dikalanganorang-orang yang sesat pada asalnya karena kekeliruan tashawur (pandangan /wawasan)mereka tentang batasan ilmu (Lihat Al-Ilmu Ushulu wa Mashadiruhu wa Manahijuhu Muhammad bin Abdullah Al-Khur’an, cet. I 1412 H, Dar Al-Wathan lin Nasyr, Riyadh, hal.7).
Orang-Orang salaf berkata : “Waspadalah terhadap cobaan orang berilmu yang buruk(ibadahnya) dan ahli ibadah yang bodoh.” (Al-wala’wal bara’ hal. 230)
Imam Asy-Syafi’i memberi nasihat kepada murid-muridnya: Siapa yang mengambil fiqih dari kitab saja, maka ia menghilangkan banyak hukum. (Tadzkiratus sami’ wal mutakallim, Al-Kannani, hal.87, Efisiensi Waktu Konsep Islam. Jasmin M. Badr Al-Muthawi, hal 44).
Abdullah bin Al-Mu’tamir berkata: “Jika engkau ingin mengerti kesalahan gurumu, maka duduklah engkau untuk belajar kepada orang lain.” (riwayat Ad-Darimi dalam Sunannya I/153)
Riwayat Ibnu Wahab yang diterima dari Sofyan mengatakan: “Tidak akan tegak ilmu itu kecuali dengan perbuatan, juga ilmu dan perbuatan tidak akan ada artinya kecuali dengan niat yang baik. Juga ilmu, perbuatan dan niat yang baik tidak akan ada artinya kecuali bila sesuai dengan sunnah-sunnah.” (Syeikh Abu Ishaq As -Syatibi, Menuju jalan Lurus).
Ibrahim Al-Hamadhi berkta: Tidaklah dikatakan seorang itu berilmu, sekalipun orang itu banyak ilmunya. Adapun yang dikatakan Allah ortang itu berilmu adalah orang-orang yang mengikuti ilmu dan mengamalkanya, dan menetap dalam perkara As-Sunah, sekalipun jumlah ilmu-ilmu dari orang-orang tersebut hanya sedikit (Syeikh Abu Ishaq As –Syatibi, Menuju jalan Lurus).
Keutamaan pencari ilmu dan yang mengatakan seseorang itu ahli ilmu Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang mencari satu jalan menuntut ilmu niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
http://www.alwafa.or.id/akibat-berbicara-dan-beramal-tanpa-ilmu.html
๐บ๐ธ๐บ๐ธ๐บ๐ธ๐บ๐ธ๐บ
___________________________
BeeKajian
kamis, 10 September 2015
Div. Kajian dan Dakwah
Yayasan Bantu Berjamaah
____________________________
๐ Mau dapat ILMU? Gabung Yuk bersama Bee-Kajian di:
๐ FB : Bantu Berjamaah
๐ WEB : bantuberjamaah.com
๐ฑ Line ID : Bantu Berjamaah
๐ท IG : Bantu Berjamaah
๐ฒ BB : 75392492
๐ฑ WA : 081364503205
Ketik (Gabung BeeKajian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar