ABSTRAK
Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga di Kecamatan Waru belum maksimal karena pemenuhan air bersih yang seharusnya dilakukan oleh PDAM belumlah menyentuh seluruh wilayah dan seluruh lapisan masyarakat. Sehingga pada akhirnya masyarakat sendiri yang mengambil inisiatif untuk memenuhi kebutuhannnya dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang lain, seperti air tanah/sumur.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sistem penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga di wilayah penelitian, mengetahui karakteristik jumlah dan pola konsumsi air untuk kebutuhan rumah tangga, mengetahui persepsi dan preferensi masyarakat dalam mengkonsumsi air rumah tangga, mengetahui hubungan antara jumlah konsumsi air rumah tangga di wilayah studi dengan tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan kepala keluarga, harga air bersih, sistem penyediaan air, jarak sumber air dan kualitas air. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Kuantitatif yang didasarkan dari pengumpulan data secara kuisioner dan observasi lapangan. Proses analisis dalam penelitian ini menggunakan Teknik Analisis Regresi Linier Berganda melalui program Statistic Program for Social Sience (SPSS).
Hasil penelitian adalah bahwa secara umum sistem penyediaan air di wilayah studi belum dapat memenuhi kebutuhan air penduduk di wilayah studi. Sumber pemanfaatan air yang lebih banyak memanfaatkan air tanah/sumur yang memiliki kualitas yang kurang baik apabila dibandingkan dengan kualitas air PDAM Delta Tirta, dan distribusi air PDAM Delta Tirta belum mencapai seluruh wilayah studi disamping biaya pemasangan jaringan yang mahal. Penggunaa air rata-rata untuk kebutuhan rumah tangga sebesar 119,37 liter/orang/hari atau dibulatkan menjadi 120 liter/orang/hari. Prosentase penggunaan air untuk rumah tangga adalah cuci pakaian (28,89 %), mandi (22,02 %), cuci kamar mandi (13,08 %), cuci motor (9,76 %), kakus (6,47 %), menyiram tanaman (5,42 %), memasak (4,76 %), cuci mobil (4,44 %), menyiram halaman (4,32 %) dan minum (0,86 %). Jumlah penggunaan terbesar dilakukan pada pukul 05.00 WIB sampai 07.00 WIB dengan penggunaan air sebanyak 1.023 jenis dan sebagian besar dilakukan untuk minum (248 responden) dan mandi (191 responden). Penggunaan air terbesar ke-dua pada pukul 15.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB dengan 981 jenis penggunaan air dan sebagian besar dilakukan untuk kepentingan mandi (223 responden) dan minum (203 responden). Melalui Analisis Regresi Linier Berganda didapatkan persamaan regresi pada musim kemarau Y = 6,956 – 4,409X1 + 8,364X2 – 2,054X3 – 5,867X4 + 14,522X5 + 1,999X6 + 17,074X7 + 0,362X8 – 2,982X9 dan pada musim hujan Y = 23,154 + 1,629 X1 + 4,435 X2 + 1,391 X3 – 6,916 X4 + 16,074 X5 + 1,221 X6 + 15,303 X7 – 0,567 X8 – 8,341 X9 serta dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel bebas yang diteliti terhadap variabel tak bebas (jumlah konsumsi air) menunjukkan tingkat hubungan yang rendah, baik pada musim kemarau (0,340) dan musim hujan (0,320), dan variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap Jumlah Konsumsi Air adalah teknik pengambilan air dan distribusi air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar