Kamis, 02 Oktober 2014

JODOH adalah KELUARGA PILIHAN ALLAH


Pagi ini terilhami oleh pesan seorang Ustadzah dan percakapan dengan saudari SKK, terkait dengan jalan kehidupan, namun saya pribadi lebih tertarik untuk menuangkannya dengan judul pilihan Allah, karena hal itulah sebenarnya yang menjadi tujuan akhir dalam kehidupan kita.

Ustadzah Tsani Liziah dalam Mahfuudzat pagi ini, berpesan: 


اَتَرْجُ النَّاسَ لِأَنَّ اللّٰهَ صَمَدٌ

Jangan berharap pada manusia, karena hanya Allah tempat bergantung segala sesuatu.

HARAPAN satu kata penuh makna,
mengungkapkan isi hati dan jiwa.
menumbuhkan kegelisahan tak terarah
menggelayuti rasa gundah yang membuncah
membuat pikiranpun menerawang pasrah

haiii.... tunggu dulu...
jangan khawatir...
jangan terpenjara dengan harapan kosongmu, setelah kau penuhi ikhtiarmu.
ada Allah yang selalu melindungimu
mendengar setiap doamu
menatap tangisan diammu
mengusap halus hatimu dengan cara-NYA.

ya Rabb... begitu agung karunia-MU, begitu besar nikmat-MU, begitu indah sekenario-MU.
Harapan jangan di jadikan kegelisahan, tapi harapan harus di tumbuhkan dengan keyakinan, ada Allah yang mewujudkan.
uhibbukum fillah ikhwah
====

Dan secara tidak sengaja dalam percakapan dengan saudari SKK sejak kemaren sore hingga pagi ini terkait jodoh, keluarga dan rasa syukur, dimana percakapan tersebut mengerucut pada pilihan Allah. Karena terkadang kita terkendala dalam harap nan kuat terkait dengan jodoh dan kehidupan berkeluarga. 

Bagi yang belum berjodoh seringkali kita dihantamkan kepada pilihan-pilihan yang secara nyata hadir di hadapan kita. Kadangkala kita mencoba untuk berdoa dengan penuh harap serta ber-ikhtiar dengan segenap upaya untuk mendekatkan diri kepada seseorang. Dan tidak jarang kita terjebak dengan ukuran-ukuran yang ada pada lingkungan kita dalam menilai seseorang yang dihadirkan Allah di depan kita, meskipun sejatinya sosok tersebut adalah baik bagi kita. Kadangkala kita meniadakan ukuran yang telah Allah ajarkan pada kita terkait pemilihan jodoh yang akan mendampingi kita dalam sisa umur, dan bersama menjadi orang tua terhebat bagi anak-anak kita kelak.

Apalagi dengan pola kehidupan di masyarakat yang dewasa ini telah menggiring pola pikir sebagian besar dari kita untuk menjalankan suatu hubungan intim dengan seseorang, yang kita kenal sebagai pacaran, dengan maksud untuk lebih mengenal secara personal ataupun keluarga.

Pernahkah kita berpikir bahwa hubungan intim sebelum kita menjalani pernikahan merupakan suatu proses perkenalan yang hanya terwujud dalam waktu yang singkat dan menghasilkan sebagian kecil dari pribadi yang kita harapkan untuk kenal. Dan secara nyata, proses perkenalan sesungguhnya adalah masa pernikahan itu sendiri, dimana pasti terjadi suatu keunikan-keunikan pola hubungan di awal pernikahan hingga tidak jarang terjadi taik ulur kepentingan yang secara nyata berpotensi ke arah pertengkaran. Hanya dengan menekan EGO dari masing-masing individu serta ke-ikhlasan untuk lebih mengenal pribadi pasangan-lah yang akan membawa hubungan pernikahan tersebut ke arah yang lebih intim.

Ke-intiman keluarga yang baik akan menjadi sumber dari energi setiap anggota keluarga. Ketulusan dan hal-hal baik yang tergambarkan dalam hubungan keluarga yang harmonis menjadi sasaran utama dari membentuk keluarga. Jiwa-jiwa baik yang mendukung terwujudnya keluarga akan menuju kepada keluarga yang penuh berkah, penuh dengan kebahagiaan dan di-ridhai Allah, in syaa Allah.

Memberikan senyum tulus di pagi hari, menciptakan tawa bahagia, dan mewujudkan rasa syukur yang mendalam atas nikmat yang diberikan Allah melalui rejeki yang dihadirkan kepada keluarga adalah cara untuk memberi makanan kepada setiap jiwa dalam keluarga. Karena sesungguhnya keluarga adalah makanan utama bagi jiwa. 

Bisa kita perhatikan dengan baik, apabila seorang anak yang berlaku nakal dalam kesehariannya, baik di sekolah maupun di lingkungan, pada mulanya disebabkan oleh hubungan yang kurang baik dalam keluarganya. Ada sesuatu yang salah dalam pola hubungan yang terbentuk di keluarga, ada ketiadaan senyuman apalagi tertawa yang dimiliki setiap jiwa dalam keluarga tersebut. Bisa jadi ada relung-relung hati yang dirindui oleh senyuman dari masing-masing jiwa, hingga dirindui oleh gelak tawa yang dapat terjalin dalam keluarga. Mungkin senyum dan tawa itu pernah terwujud dalam keluarga tersebut, namun karena sesuatu hal tidak dapat terwujud kembali dan sirna seketika. Penghargaan atas pribadi dari masing-masing jiwa yang berada dalam keluarga menjadi hal yang utama untuk diwujudkan, dan memposisikan diri sesuai dengan pori dari masing-masing anggota keluarga.

Apalagi dengan ketiadaan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah bagi masing-masing jiwa yang ada dalam keluarga, dimana cenderung menghadirkan akal pikiran sebagai kekuatan utama dalam menjalani kehidupan, maka Allah tidak segan-segan akan memberikan peringatan kepada jiwa yang meninggalkan Allah.

Allah akan hadirkan beberapa hal agar manusia mengingat akan kehadiran Allah bagi jiwa manusia. Mulai dengan memberikan ujian-ujian kecil dengan kegagalan dalam sekolah, pekerjaan dan dalam bersosialisasi di masyarakat. Bahkan, Allah bisa menghadirkan suatu penyakit dengan harapan jiwa tersebut terpanggil untuk mendekat lagi kepada Allah.

Apakah cukup dengan berdoa dan memohon kepada Allah agar dihindarkan dari cobaan yang Allah hadirkan sebagai peringatan? ternyata tidak, meskipun setiap saat kita berdoa dan melakukan ibadah dengan giatnya, dan menetapkan jiwa kita mengutamakan akal pikiran kita tanpa melihat kehadiran Allah dalam diri kita, maka Allah tetaplah menuntut pengakuan atas kehadiran-NYA, dan itu menjadi sesuatu hal yang memang wajar sekali bila Allah menghendaki. 

Salah satu cara untuk memberikan pengakuan atas eksistensi Allah adalah menerima keluarga seutuhnya, karena sesungguhnya keluarga adalah rumah yang pantas bagi jiwa-jiwa yang menghadirkan Allah baginya. Dan juga bersikap layaknya kopi, dimana kopi yang berupa benda padat (serbuk) dapat larut dalam air panas dengan indahnya, bahkan dapat merubah warna air panas tersebut menjadi coklat dan menjadikan rasa harum khas kopi yang dapat menggoda sang penggila kopi untuk menghadirkan diri dan melakukan pengorbanan untuk dapat menikmatinya. Alangkah indahnya apabila kita sebagai jiwa-jiwa perindu Allah dapat berlaku baik dalam keseharian dan menjadi magnet yan apik dalam kehidupan berkeluarga hingga dapat menjadikan keluarga sebagai rumah terbaik yang dimiliki.

Dalam QS. Al Mu'minuun ayat 62, Allah berfirman :
Ÿwur ß#Ïk=s3çR $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèóãr ( $oY÷ƒt$s!ur Ò=»tGÏ. ß,ÏÜZtƒ Èd,ptø:$$Î/ 4 óOèdur Ÿw tbqçHs>ôàムÇÏËÈ   
Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.

Allah tidaklah pernah memberikan kesulitan kepada umatnya. Kesulitan adalah pelajaran hidup yang senantiasa dihadirkan kepada manusia oleh Allah. Dan tentunya, Allah menghadirkan kesulitan tersebut sesuai dengan kemampuan umatnya. Kesulitan itu akan menjadi tahapan untuk mencapai tingkatan keimanan yang lebih tinggi dan selalu berada di jalan Allah, sehingga tidak ada jalan kesulitan yang ada hanya jalan kebenaran dan kasih. Tergantung bagaimana kita mengimaninya.  

Sebenarnya Allah tidak hanya memberikan ujian yang hambanya mampu menjalaninya, tetapi Allah memberikan pilihan dalam hidup ini. Ketika kita salah dalam melangkah, maka kadangkala kita berpikir ini merupakan ujian. Namun kadangkala ketika benar melangkah, maka kita akan melihat ini sebagai rejeki dari Allah. Dan itu memang menjadi pemikiran dasar manusia, dan wajar sekali apabila pernyataan itu wujud dalam diri kita. Apakah kita pernah bertanya, tahukah Allah atas pemikiran kita tersebut? Mari kita lihat dalam firman Allah dalam surat Al Fajr.

Dalam QS. Al Fajr ayat 15, Allah berfirman :
$¨Br'sù ß`»|¡RM}$# #sŒÎ) $tB çm9n=tGö/$# ¼çmš/u ¼çmtBtø.r'sù ¼çmyJ¨ètRur ãAqà)uŠsù úÎn1u Ç`tBtø.r& ÇÊÎÈ   

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku." 

Dalam QS. Al Fajr ayat 16, Allah berfirman :

!$¨Br&ur #sŒÎ) $tB çm9n=tGö/$# uys)sù Ïmøn=tã ¼çms%øÍ ãAqà)uŠsù þÎn1u Ç`oY»ydr& ÇÊÏÈ   

Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"

Hidup ini adalah pelajaran. Semakin jauh kita melangkah maka semakin banyak pula pelajaran yang kita dapatkan sepanjang perjalanan hidup tersebut. Banyak hal yang dapat kita petik di saat kita melangkahkan kaki kehidupan, untuk dijadikan pengalaman dan dapat kita bagi pengalaman tersebut kepada sesama.

Kita harus berani mengambil sikap untuk merubah pribadi negatif yang ada pada diri kita, dengan berupaya untuk melawan dan merubah poros negatif tersebut hingga dapat menjadi sesuatu yang sangat positif. Bukankah dapat kita pahami, bahwa pribadi negatif itu bukanlah pribadi yang disukai oleh sesama, bahkan itu menjadi pertanda bahwa setan menguasai pribadi-pribadi yang negatif. Karena sebenarnya setan terbesar adalah diri kita sendiri. Marilah kita berupaya untuk menghilangkan kuasa setan atas pribadi kita, dan jangan pernah membiarkan setan masuk kembali kepada diri dan menguasai kita dengan leluasa.

Masih banyak kesempatan yang Allah tawarkan di saat kita menjadikan Allah sebagai sandaran. Nyatanya kita seringkali menyandarkan diri kepada pilihan kita dan pilihan sesama. Bisa jadi pilihan itu yang muncul adalah pilihan yang buruk, karena keputusan yang ada merupakan keputusan yang bukan dari hati kita yang baik.

Pilihan yang baik ataukah buruk, benar atau pun salah sebenarnya merupakan penilaian yang selama ini telah tertanam pada pikiran kita, yang merupakan buah dari pengalaman-pengalaman orang lain dalam mewujudkan norma kehidupan yang pada akhirnya mengikat kita sebagai makhluk sosial. 

Pernahkah kita berpikir bahwa pilihan yang ada merupakan pilihan dari Allah semuanya. Tidak ada yang tidak baik di hadapan Allah. Karena baik atau buruk merupakan ukuran yang seringkali kita pergunakan dalam mengukur sesuatu.

Mari kita belajar menilai baik atau buruk sesuai dengan jiwa kita, menggunakan mata hati kita yang telah terselimuti kebaikan dan bukannya setan yang menguasai. Maka apabila kita mendapati ujian maka kita dapat menghadapinya sebagai sebuah kebaikan. Namun apabila hati kita dilingkupi setan, maka terlihatlah ujian sebagai keburukan.

Sebagai inti dari kehidupan kita adalah, menghadirkan Allah pada jiwa kita dan tentunya senantiasa menghadirkan Allah bagi pilihan-pilihan yang dihadirkan pada kita.

============
Dalam QS. Al 'Ankabuut ayat 7, Allah berfirman :

tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä (#qè=ÏHxåur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨btÏeÿs3ãZs9 óOßg÷Ytã ôMÎgÏ?$t«Íhy ôMßg¨YtƒÌôfuZs9ur z`|¡ômr& Ï%©!$# (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇÐÈ

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.



+++++++++++++++++++++++++++

Bermasalah dengan orang tuamu? bagaimana caranya bs berkomunikasi yang baik dengan orang tua? 
Sila ditengok (klik) dalam tautan berikut :

Klik ➡ j.mp/BuatDiaJatuhCintaPadamu

-----------------------------------------------

Tanda" Gangguan Sihir dan Jin dalam diri bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :

Klik ➡ j.mp/GangguanJin

-----------------------------------------------
Pintu masuk Gangguan Jin pada diri bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :

Klik ➡ j.mp/PenyebabGangguanJIN

------------------------------------------------
GRATIS

Pelatihan Ruqyah 1000 Umat 
7 - 8 November 2015 - Surabaya, tengok (klik) tautan berikut :

Klik ➡ bitly.com/PelatihanRuqyah1000Umat

-----------------------------------------------

Info ttg Pelatihan Bekam Syarthoh berstandar ABI bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :

Klik ➡ j.mp/PelatihanBekam

-----------------------------------------------

Info ttg Program Cicilan Heiwan Qurban Idul Adha 2016M / 1437H, bisa ditengok (klik) dalam tautan berikut :

Klik ➡  j.mp/ProgramCicilanQurban

Tidak ada komentar: