Perwakilan Terapi Ruqyah Syar'iyyah :

Sabtu, 03 Oktober 2015

UJIAN

“Patutkah manusia menyangka Bahawa mereka akan dibiarkan Dengan hanya berkata: “Kami beriman!”, sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cobaan) dan sesungguhnya!, kami telah menguji orang-orang yang terdahulu daripada mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah SWT tentang orang-orang yang sebenar-benarnya beriman, dan nyata pula apa yang diketahuiNya tentang orang-orang yang berdusta,“  (QS.Al-Ankabut (29):2-3).

DALAM ayat di atas sudah jelas bahwa ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada seseorang, semata-mata untuk mengetahui tingkat keimanan seseorang, seperti halnya ujian sekolah yang kita hadapi untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Allah SWT sangat mencintai hambaNya, oleh karena itu dia tidak ingin hambaNya menjadi seseorang yang lemah. Jika kita diberikan Ujian, itu tandanya :

Sebagai Peringatan Agar Tidak Terus Melakukan Dosa

Jika dibukakannya dunia bisa menjadikan kita lalai sehingga hal itu bisa menjadi istidraj, maka sebaliknya jika Allah SWT mencabut kesenangan itu, menarik kenikmatan itu, bisa jadi itu pertanda Allah SWT masih sayang pada kita. Ibarat orang tua menjewer anaknya agar supaya anaknya ingat dan insyaf dari kenakalannya.

“Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan bagi seseorang maka dipercepat tindakan hukuman atas dosanya (di dunia) dan jika Allah SWT menghendaki bagi hambanya keburukan maka disimpan dosanya sampai dia harus menebusnya pada hari kiamat,” (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi).

“Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri,” (QS.Al-A’raf (7):94).

“Dan tidaklah mereka perhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun? Namun mereka tidak juga bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran,” (QS.At-Taubah (9):126).

Jadi jelas ujian dan kesempitan serta penderitaan itu ada yang bertujuan untuk mengingatkan kita. Tentu ini merupakan kasih sayang Allah SWT pada diri kita agar kita tidak terus menerus bergelimang dosa. Jika tidak demikian, lalu bagaimana? Apakah Anda ingin terus melakukan dosa sementara kita berharap Allah SWT terus menambah nikmatnya? Jika demikian yang terjadi, maka itu adalah istidraj.

Allah SWT Tahu, Kita Tak Akan Kuat Pada Godaan Dunia

Bisa jadi Allah SWT justru menghindarkan kita dari dunia demi kebaikan kita. Mungkin karena tahu jika dunia dibukakan kepada kita, maka justru kita akan terlalaikan oleh dunia.

“Sesungguhnya Allah SWT melindungi hambaNya yang mukmin dari godaan dunia dan Allah SWT juga menyayanginya sebagaimana kamu melindungi orangmu yang sakit dan mencegahnya dari makanan serta minuman yang kamu takuti akan mengganggu kesehatannya,” (HR. Al-Hakim dan Ahmad).

Allah SWT Hendak Menerima Amal Kita Yang Sedikit

Terkadang kita berlaku tidak adil pada Allah SWT. Kita meminta yang banyak dan meminta sesuatu yang besar pada Allah SWT namun kita hanya bisa mempersembahkan amal yang sedikit. Bahkan kadang kala kita tetap memohon surga sementara kita tetap melakukan kemaksiatan.

“Barang siapa ridho dengan rezeki yang sedikit dari Allah SWT maka Allah SWT akan ridho dengan amal yang sedikit dari dia,” (HR. Bukhari)

Sesungguhnya Allah SWT menguji hambanya dengan rezeki yang diberikan Allah SWT kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah SWT akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau Dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah SWT pun tidak akan memberinya berkah (H.R. Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar